Perkembangan pesat dari provinsi Sulawesi Tenggara didukung oleh kekayaan alam yang natural. Bongkahan nikel terbentuk dari proses erosi dari batu harzburgite. Batu ini mengandung sangat banyak olivine, pyroxene, magnesium silicate, and iron, mineral ini memiliki sifat yang tidak stabil dan mudah terurai. Nikel merupakan bahan campuran yang digunakan di industri pembuatan besi, industri bangunan, dan peralatan rumah tangga. Berdasarkan data dari departemen energi dan mineral yang berada di provinsi Sulawesi Tenggara dan kementerian energi dan sumber daya alam, potensi untuk wilayah nikel sangatlah besar, dengan distribusi dari 480,032 ha dengan cadangan deposit hipotesis sebesar 97,401,593,025 tons tersebar pada distrik kolaka, kolaka utara, konawe selatan, bombana, konawe, buton, dan kota bau bau. Sudah menjadi hal yang wajar pada saat ini dengan biaya produksi tambang yang tinggi dan terbatas untuk pemilik penambangan bisnis nikel yang berlisensi, mengharuskan penambang untuk memiliki kreativitas dalam berhadapan dengan masalah ini, tanpa harus mengurangi hasil yang diharapkan oleh pemilik lahan tambang. Satu hal yang dapat dirasakan adalah dana/ biaya yang terbatas dan perubahan dari sistem purchasing yang sedang digunakan pada pabrik smelter lokal yang sebelumnya menggunakan sistem Freight On Board(FOB) pada purchasingnya, sekarang sistemnya telah berganti dengan Cost And Freight (CnF) purchase contract. Kami sebagai penambang dalam setiap rencana penambangan akan membuat anggaran biaya produksi dimana semua biaya akan dialokasikan pada target produksi setiap bulan, kami harus memikirkan lagi untuk anggaran biaya yang ada untuk proses pemuatan/pengiriman ke pelabuhan bongkar muat pembeli. Yang berarti target produksi kami akan akan terganggu karena biaya yang seharusnya dialokasikan untuk memenuhi produksi yang telah dipublikasikan.